Kebijakan Pemerintah
Kebijakan moneter adalah
proses mengatur persediaan uang
sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat
melibatkan mengeset standar bunga
pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi
untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. [1]
China
merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Karena itu, sepanjang
perdagangan, rupiah mencapai dan ditutup pada level terkuatnya 9.660 setelah
mencapai level terlemahnya 9.705 dari posisi pembukaan 9.700 per dolar
AS. Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank
Jakarta, Jumat (8/2) ditutup menguat 20 poin (0,20%) ke angka 9.660-9.670 dari posisi
kemarin 9.680-9.690.
sentimen
China cukup ampuh menghalau sentimen Eropa, Australia, dan Jepang. Sebab,
China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan juga merupakan negara
tujuan utama ekspor di Asia. Surplus neraca perdagangan China mengalami
kenaikan ke level USD 29,2 miliar. Angka ini lebih tinggi dari prediksi USD 22
miliar meskipun lebih rendah dari publikasi sebelumnya USD 31,6 miliar.Selain
itu, baik ekspor maupun impor China mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Ekspor China naik sebesar 25% dari sebelumnya 14,1%. Begitu juga dengan impor
yang naik signifikan 28,8% dari sebelumnya 6%. Data inflasi China cukup
melegakan karena naik 2% atau lebih rendah dari sebelumnya 2,5%. Data
inflasi ini tentu bisa mengurangi kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter di
China setelah dua hari lalu Bank Sentral China mengisyaratkan akan mulai fokus
pada tekanan inflasi.
Cina
tidak terlepas dari kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh pemerintahnya,
yaitu aliran modal yang masuk ke dalam negeri dan sistem nilai tukar tetap yang
diberlakukan oleh Cina. Aliran modal asing masuk ke Cina melalui berbagai
investasi yang ditanamkan oleh para investor di luar negeri.
Berbagai
kebijakan yang mendukung masuknya penanam modal asing dikeluarkan oleh
pemerintah. Namun seiring berjalannya waktu terjadi perubahan sehingga upah
buruh di Cina yang pada awalnya merupakan daya tarik Cina sebagai negara
industri dengan upah buruh yang sangat murah menjadi berubah. Hal ini pun
menyebabkan menurunnya penerimaan penanaman modal asing dalam bidang manufaktur
pada tahun 2007 selain diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda Amerika
Serikat. Kedua hal tersebut menyebabkan mulai banyak investor asing yang
menutup usahanya di China karena terbatasnya modal dan tuntutan buruh untuk
peningkatan upah mereka.
Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan
moneter kuantitatif adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ( Bank
Sentral ) untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam
perekonomian. Langkah penawaran uang yang ditambah akan menurunkan suku
bunga dan akibatnya terjadi perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat
kesempatan kerja menjadi lebih tinggi dan penganggguran pun akan
berkurang. Selain penawaran uang yang perlu ditambah, pengeluaran agregat
perlulah dikurangi sehingga terdapat keseimbangan antara pengeluaran dalam
ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan Moneter Kualitatif.
Kebijakan
moneter kualitatif adalah kebijakan pemerintah (Bank Sentral) yang bertujuan
mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank
perdagangan. Tujuan utama kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi
perkembangan penawaran uang, tetapi untuk mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang
diberikan institusi keuangan. Ini memungkinkan bank sentral menggalakan
pertumbuhan ekonomi ke arah yang diharapkan.
Kebijakan fiskal merujuk
pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara
melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal
berbeda dengan kebijakan moneter,
yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga
dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan
fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan
pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
- Pola persebaran sumber daya
- Distribusi pendapatan
Pemerintah
menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah
berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya.
Dengan melalui kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya investasi nasional, dan dapat mempengaruhi
distribusi penghasilan nasional.
Kebijakan
Ekonomi Luar Negeri Cina
Munculnya
China sebagai kekuatan ekonomi baru didunia tidak lepas dari peran Deng
Xiaoping yang dituangkan dalam kebijakan politik dan ekonominya. China sendiri
memiliki kebijakan ekonomi yang berbeda dengan Negara lain. Kebijakan ekonomi
China menitik beratkan pada promosi dan dukungan yang besar terhadap investasi
asing, namun begitu pemerintah tetap memegang kendali atas sektor moneter dan
fiskal dengan sistem politik tetap otoriter. Keputusan kongres nasional partai
komunis Cina ke 14 pada bulan September 1992 silam, menetapkan mulai dianutnya
sistem ekonomi pasar sosialis dengan melakukan reformasi disektor keuangan,
investasi, dan perdagangan.
Profesor
Zainuddin Djafar dalam bukunya yang berjudul “Indonesia, ASEAN dan dinamika
Asia Timur” memaparkan bahwa ada Sembilan kebijakan besar atau yang disebut
sebagai The Main Grand Economics Design yang ditekankan oleh Deng Xiaoping.
Yaitu:
1.
Pengurangan anggaran militer,
2.
Subordinasi geopolitik terhadap pertumbuhan ekonomi,
3.
Ketergantungan strategis pada Amerika Serikat,
4.
Subordinasi ideologi pragmatisme ekonomi,
5.
Besar subordinasi politik ke ekonomi,
6.
Penerimaan perusahaan asing
7.
Ekonomi yang semakin berorientasi pasar,
8.
Dorongan persaingan ekonomi domestik,
9.
Gambaran ekonomi dan sosial yang berwawasan luar.
KEBIJAKAN
FISKAL
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan yang dilaksana oleh pemerintah dengan cara memanipulasi
anggaran pendapatan dan belanja negara; artinya pemerintah dapat meningkatkan
atau menurun pendapatan negara atau belanja negara dengan tujuan untuk
mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN
TERBUKA
Di
dalam analisis makroekonomi dianggap suatu perekonomian berusaha untuk mencapai
tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi ( dan kalau mungkin mencapai penggunaan
tenaga kerja ) tanpa inflasi. Di
dalam perekonomi terbuk tujuan itu berarti bahwa usaha untuk mencapai tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi tersebut harus diikuti oleh keadaan neraca
pembayaran yang menguntungkan. Neraca pembayaran yang mengalami defisit,
pertama, memperngaruhi kestabilan harga – harga; dan kedua, menimbulkan pelarian
modal dan mengurangi investasi, yang pada akhirnya akan menimbulkan kemunduran
dalam kegiatan ekonomi negara. Dengan demikian, di sektor luar negeri kebijakan
pemerintah haruslah ditekankankepada menciptakan keseimbangandalam neraca
pembayaran yang pada waktu yang sama akan mewujudkan pula tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi.
Berdasarkan
sifatnya dalam mempengaruhi perbelanjaan agregat, langkah – langkah yang dapat
dilaksanakan pemerintah dapat dibedakan dalam dua golongan :
- Kebijakan menekan pengeluaran ( expenditure dampening policy )
- Kebijakan memindahkan pengeluaran ( expenditure switching policy )
KEBIJAKAN MENEKAN PENGELUARAN
Yang
dimaksudkan dengan kebijakan menekan
pengeluaran adalah langkah – langkah pemerintah untuk menstabilkan
neraca pembayaran yang sedang dalam keadaan defisit dengan melakukan tindakan –
tindakan yang akan mengurangi pengeluaran agregat. Dengan tindakan itu
pemerintah berharap impor dapat diturunkan tanpa mengurangi mengurangi ekspor.
perubahan seperti itu diharapkan akan memperbaiki neraca pembayaran. Kebijakan
menekan perbelanjaan dilandaskan kepada keyakinan behwa ekspor tidak
dipengaruhi oleh pendapatan nasional, sedangkan impor mempunyai berkaitan yang
positif dengan pendapatan nasional – makin tinggi pendapatan nasional
maka makin tinggi impor. Maka kebijakan mengurangi pengeluaran agregat, yang
pada umumnya akan menurunkan tingkat pendapatan nasional, pada akhirnya akan
mengurangi impor. Sebaliknya ekspor tidak akan mengalami perubahan.
Kebijakan menekan pengeluaran sangat sesuai
dijalankan pada waktu perekonomian menghadapi masalah inflasi dan tingkat
kegiatan ekonomi yang terlalu tinggi. Dalam
keadaan pengangguran yang cukup tinggi, kebijakan tersebut akan memperburuk
masalah yang dihadapi. Apabila perbelanjaan agregat dikurangi, tingkat kegiatan
ekonomi akan semakin menurun dan masalah pengangguran semakin memburuk. Ini
merupakan pengorbanan yang terlalu besar untuk menyeimbangkan neraca
pembayaran.
Kebijakan
menekan dapat dilaksanakan dengan mengambil salah satu atau gabungan langkah –
langkah yang dinyatakan di bawah ini :
- Menaikkan pajak pendapatan. Pajak pendapatan yang bertambah tinggi akan mengurangi pendapatan disposebel, dan pengurangan tersebut selanjutnya akan menurunkan konsumsi ke atas barang – barang buatan dalam negeri dan barang impor
- Menaikkan tingkat bunga. Tingkat bunga yang bertambah tinggi menyebabkan beberapa kegiatan tidak memberikan keuntungan yang memuaskan lagi. Ini akan membatalkan niat para pengusaha untuk menenm modal disektor tersebut. Investasi akan berkurang dan ini selanjutnya akan mengurangi pengeluaran agregat.
- Mengurangi pengeluaran pemerintah. Tindakan pemerintah ini bukan saja penting untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran, tetapi juga inflasi yang sedang dihadapi. Pengurangan dalam pajak pendapatan dan kenaikkan dalam tingkat bunga tidak akan mencapai tujuannya apabila harga – harga terus meningkat. Untuk mengekang kenaikkan harga – harga, pengurangan dalam pembelanjaan pemerintah adalah sangat penting peranannya. Pada waktu yang sama tujuan untuk menyeimbangkan neraca pembayaran akan lebih mudah mencapainya.
KEBIJAKAN MEMINDAHKAN PENGELUARAN
Yang
dimaksudkan dengan kebijakan
memindahkan pengeluaran adalah tindakan – tindakan pemerintah untuk
menstabilkan sektor luar negeri yang sifatnya mendorong masyarakat mengurangi
impor, melakukan konsumsi yang lebih banyak ke atas barang – barang buatan
dalam negeri, dan meningkatkan ekspor. Ketika perekonomian sedang menghadapi masalah defisit dalam neraca
pembayaran, dan pada waktu yang sama menghadapi masalah pengangguran yang
tinggi, kebijakan memindahkan pengeluaran merupakan tindakan pemerintah yang
paling sesuai.
Kebijakan
tersebut secara serentak dapat mengatasi kedua – dua masalah yang sedang dihadapi.
Kebijakan memindahkan pengeluaran dapat dibedakan lebih lanjut kepada dua
golongan:
- Kebijakan memindahkan pengeluaran secara paksaan, dan
- Kebijakan yang memindahkan pengeluaran dengan membuat perangsang – perangsang untuk ekspor.
Masalah pokok
perekonomian china
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Jenis pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan
jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
- Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
- Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
- Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
- Dapat menambah hutang negara.
Bagi masyarakat
- Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
langkah yang
bisa dilakukan oleh Negara China untuk mengurangi masalah social yaitu Memberikan
subsidi untuk setiap aktivitas yang berbasis unit usaha masyarakat.
Investasi Dan
Penanaman Modal
Inflasi
Secara
umum, Pengertian
inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum
mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Kenaikan harga yang bersifat
sementara seperti kenaikan harga pada masa lebaran tidak dianggap sebagai
inflasi, karena disaat setelah masa lebaran, harga-harga dapat turun kembali.
Inflasi secara umum dapat terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak
daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak
pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya
hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.
Penyebab Inflasi
Inflasi disebabkan oleh
kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi. Penjelasan lebih lanjut untuk
kedua penyebab inflasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Inflasi karena kenaikan
permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi
karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini,
permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat (aggregate demand).
Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pada
pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan
permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat
(aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran
tetap.
b. Inflasi karena biaya
produksi (Cos Pull Inflation)
Inflasi seperti ini terjadi
karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya produksi terjadi
akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena keberhasilan
serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar
minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah
inflasi.
Tingkat
inflasi China pada Februari 2014 tercatat menurun menjadi 2 persen, setelah
pada Januari 2014 tercatat sebesar 2,5 persen. Melambatnya laju inflasi China
kemungkinan besar karena kegiatan ekspor China yang juga dilaporkan menurun,
sebaliknya kegiatan impornya justru meningkat. Hal ini menyebabkan permintaan barang
dalam negeri menjadi berkurang.
Kegiatan
ekspor yang menurun tersebut kemungkinan disebabkan karena perekonomian global
yang sedang tidak stabil terutama pasca terjadinya perang dingin antara
Russia-Ukraina yang masih terjadi hingga saat ini.
Selain itu,
penurunan GDP China juga terlihat dari index harga produsen yang juga tercatat
menurun menjadi 98,4 setelah sebelumnya tercatat pada level 98,6. Pemerintah
China harus segera mengembalikan kepercayaan masyarakat China atas produksi
barang dalam negeri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa
depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Departemen Perdagangan
China
mengungkapkan jika dibandingkan tahun lalu, investasi di Negeri Panda itu
selama Februari 2012 turun 0,9% menjadi US$7,73 miliar. Penurunan ini
sudah dimuli pada Januari lalu sebesar 0,3%. Sementara itu, perdagangan di luar
negeri juga menurun 0,6% ke US$17,7 miliar.
Juru bicara Departemen
Perdagangan China Shen Danyang menyatakan dari laporan menunjukkan
suramnya investasi asing di China. Hal tersebut karena penurunan permintaan
luar negeri, peningkatan biaya operasional, dan kesulitan pendanaan yang
dihadapi sejumlah perusahaan. ING Finansial Market menyatakan penjualan di luar
negeri sempat tembus US$116 miliar pada tahun lalu, dan kemungkinan akan stabil
pada US$100 miliar.
“Investor akan berhati-hati
terkait dengan lambatnya pemulihan global. China akan berupaya keras menarik
investasi asing karena akan membuka tawaran untuk masyarakat menengah,” ujar
Pan Xiangdong, ekonom China Galaxy Securities Co di Beijing, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, Perdana
Menteri China Wen Jiabao akan berakhir masa jabatannya pada tahun depan,
setelah satu dekade menjabat. Wen menyatakan bahwa negara Tirai Bambu ini harus
mengadoopsi perubahan politik sebagai upaya mendukung transformasi eknomi yang
berhasil mempercepat pertumbuhan dan kesejahteraan.
“Tanpa adanya keberhasilan
reformasi politik, mustahil untuk melanjutkan reformasi ekonomi. Bahkan ada
kemungkinan untuk kehilangan apa yang sudah dicapai,” ujarnya.
Dari Singapura dilaporkan
JPMorgan Chase & Co. menyatakan perekonomian China sudah berada pada posisi
menurun tajam atau hard landing.
Adrian Mowat, chief Asian
and emerging-market strategist JPMorgan Chase & Co. mengajak untuk melihat
data perekonomian China.
“Jika anda melihat data
eknomi China maka perlu dihentikan perdebatan mengenai hard landing, karena
China saat ini sudah dalam posisi hard landing,” tegasnya.
Menurutnya, hal tersebut
dilihat dari penurunan penjualan kendaraan, penurunan produksi semen, penurunan
produksi baja, dan juga konstruksi. “Jadi sudah tidak perlu perdebatan, karena
hal ini adalah fakta,” tegas Mowat.
Indeks Shanghai Composite
turun 2,6% pada hari ini, penurunan terbesar sejak 30 November, setelah Perdana
Menteri Wen Jiabao menyatakan harga perumahan masih jauh dari tingkat wajar.
Komentar itu karena pemerintah akan mengelola pembatasan dari pasar property untuk
memperpanjang periode meskipun adanya kekhawatiran pembatasan tersebut akan
memperlambat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Wen mengumumkan pada
konggres di parlemen pada 5 Maret terkait dengan pertumbuhan ekonomi China yang
ditargetkan 7,5% pada tahun ini. Turun 8% dari perolehan selama tujuh tahun
ini. Data terakhir menunjukkan pabrik di China untuk pertama kalinya dalam dua
bulan meningkat, sementara itu peningkatan penjualan retail akan meningkat
kurang dari prediksi ekonom, dan inflasi akan dilonggarkan dalam 20 bulan ini.
Mowat menyatakan pada Mei
lalu terlihat bahwa risiko anjloknya ekonomi China telah terlihat dari
investasi aset di sektor perumahan meningkat, meskipun permintaan untuk
properti melemah. Hal ini diartikan bahwa persediaan perumahan akan meningkat
dan mendorong terjadinya kontraksi pada kegiatan konstruksi.
Penanaman
Modal Dalam Negeri atau (PMDN)
adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan
modal dalam negeri.
Penanaman
Modal Asing atau (PMA) merupakan
bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakui sisi
perusahaan
Penanaman modal asing (PMA)
China setahun penuh turun untuk pertama kalinya sejak 2009 karena pertumbuhan
ekonomi melambat dan relokasi investor ke pasar lain dengan ongkos buruh yang
lebih murah.
Kementerian Perdagangan
(Kemendag) China di Beijing pada Rabu (16/1) melaporkan PMA turun 4,5% pada
Desember 2012 dari periode yang sama tahun lalu menjadi US$11,7 miliar,
sementara PMA sepanjang 2012 turun 3,7% menjadi US$111,7 miliar.
Namun, pada saat yang sama
investasi China ke luar negeri melonjak hingga rekor tertinggi. Kemendag
melaporkan investasi non-keuangan China ke luar negeri naik 28,6% menjadi
US$77,2 miliar.
Daya tarik China sebagai
destinasi PMA secara bertahap mulai pudar seiring dengan kenaikan harga lahan
dan ongkos buruh. Namun, pemerintah justru menggunakan sebagian cadangan
devisanya, yang mencapai US$3,3 triliun itu, untuk berinvestasi di luar negeri.
Menurut HSBC Holdings Plc.
peralihan investasi langsung ini akan menguntungkan negara lain seperti
Indonesia dan Vietnam. "Ini adalah tren yang tak terelakkan ongkos buruh
akan terus meningkat di China," kata Shi Lei, analis Founder Securities
Co.
PMA China turun 5,4% ke
US$8,3 miliar dari November 2012, sedangkan investasi ke luar negeri dari China
naik 25% menjadi US$62,5 miliar dalam 11 bulan pertama 2012. "Negara ini
akan menjadi tempat yang tidak ideal bagi manufaktur menengah ke bawah,"
ujar Shi.
Peran PMA di China mulai
berkurang saat pemerintah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia
itu menggenjot anggaran belanja untuk pembangunan infrastruktur domestik dan
pertumbuhan kredit.
Menurut Ekonom HSBC Trinh
Nguyen dalam laporan pada 9 Januari 2013, manufaktur padat karya internasional
mulai meninggalkan China menuju negara-negara Asia yang lain. Dia mengungkapkan
aliran investasi tekstil ke China turun 18,9% pada kuartal I/2012, sementara
aliran investasi manufaktur ke Indonesia naik 66%.
Sumber :